
Telepon Dewi angkat
awalnya kami ngobrol biasa saja tetapi tidak tahu kenapa tiba-tiba Dewi
nafasnya memburu dan terdengar teriakan-teriakan juga suara seorang cowok yang
seperti suara pacar Dewi. Aku hanya memdengar suara-suara teriakan kesakitan
tetapi juga seperti merasakan sesuatu kenikmatan dan teleponpun terputus dengan
sendirinya.
Pikiranku melayang kemana-mana dan aku mulai memikirkan tentang seseorang yang
sedang berhubungan badan. Aku semakin terangasang setelah mendengar suara Dewi
juga khayalanku sendiri dan akupun membuka kaos ketatku, bra, serta celana
dalam aku meremas payudaraku dan memasukkan jariku ke vaginaku.
Aku kocok vaginaku
hingga aku pun menyapai orgasme ditempat tidur, aku merasa puas dan akupun
memakai bajuku lalu merencanakan untuk pergi makan.
Aku cari sopirku
kemana-mana tetapi tidak ada hingga aku temukan dia dikamar tidurnya, dia
tertidur pulas dengan hanya mengunakan kaos tanpa lengan dan sarung.
Aku mau
membangunkan dia tetapi melihat dia tertidur pulas akupun mengurungkan niatku
untuk membangunkan dia, kasihan dia kecapekan setelah mengantar aku seharian
jalan-jalan pikirku.
Sebelum aku
meninggalkan kamarnya mataku tiba-tiba tertuju pada tonjolan yang ada dibalik
sarungnya sehingga membuat aku ingin mengetahui bagaimana wujud tonjolan itu.
Aku beranikan diri
untuk melihat tonjolan itu dari bawah lalu aku singkapkan sarungnya secara
perlahan, aku terkejut melihatnya karena dia tidak memakai celana dalam
sehinnga aku bisa melihat dengan leluasa penis yang agak berdiri dan membuat
aku ingin memegang, mengelus, dan mengulumnya.
Aku ingin sekali
memegangnya tetapi aku takut sopirku nanti terbangun dan dia akan marah
terhadapku, dengan tangan yang gemetaran juga dingin dan jantung yang berdetak
kencang aku beranikan diri untuk memegangnya.
Aku singkapkan
sarungnya lebih keatas dan akupun mulai memegangnya, terasa hangat dan membuat
tanganku yang tadinya dingin menjadi hangat.
Aku semakin
tertarik untuk menikmatinya lagi, aku elus berkali-kali penisnya hingga berdiri
dan semakin panjang penis itu. Jantungku semakin berdetak kencang tetapi
keinginanku untuk melakukan yang lebih lagi juga semakin besar maka ku putuskan
untuk mencoba mengulumnya.
Ku jilati serta
memberikan gigitan kecil pada buah pelirnya yang berwarna kecoklatan hingga membuat
aku makin bernafsu dan sedikit demi sedikit aku mulai menuju penis yang telah
berdiri.
Aku masukkan secara
perlahan terasa hangat yang disertai rasa asin dan masuklah penis itu sampai
pada ujung tenggorokanku, aku coba masuk dan keluarkan sehingga membuat tubuhku
mengeluarkan keringat yang di ikuti rasa gemetaran.
Payudaraku terasa
semakin membesar dan mengeras sehingga membuat braku terasa sesak juga vaginaku
yang terasa mengeluarkan cairan. Akupun semakin tidak bisa menahan nafsuku yang
sudah memuncak lalu aku semakin mempercepat kulumanku sehingga membuat penis
sopirku licin karena liurku.
Di saat aku sedang keenakkan melakukan kuluman di penis
sopirku tiba-tiba aku terkejut oleh teriakan sopirku dan mencabut penisnya dari
mulutku. Dia lalu berdiri dan memarahi aku, dia merasa bersalah pada orang
tuaku karena membiarkan aku melakukan hal ini, akupun tidak mau menyerah begitu
saja dan karena aku tidak bisa menahan nafsuku lagi yang seperti mau meledak
akupun mengancam sopirku dengan mengatakan pada ayahku bahwa aku telah
diperkosa sopirku juga akan mengatakan pada istrinya kalau tidak mau melayani
kenginanku. Dia ketakutan dan menyerah padaku, akupun tidak menyia-nyiakannya
langsung saja aku melepas sarungnya dan aku jongkok didepannya. Kulihat wajah
sopirku terlihat wajahnya menampakkan kesedihan tetapi aku tidak
mempedulikannya.

Aku tidak peduli bagaimana
perasaan sopirku, aku hanya ingin kenikmatan seperti yang telah temanku
rasakan. Aku ingin membuat dia agresif terhadapku dan melupakan istrinya
sesaat, karena keinginanku itu aku mulai melakukan rangsangan terhadapnya.
Kukulum lagi
penisnya yang telah lemas tanpa canggung dan takut lagi pada sopirku,
kupercepat kulumanku sehingga membuat penisnya kembali berdiri. Aku sangat
menikmati penis.
“Ehhmm.. Enak..
Ehmm” dan aku merasa bahagia karena membuat dia mulai terangsang yang mulai
menunjukkan ke agresifannya.
Sopirku mendesis
menikmati kulumanku. “Ough.. Terus.. Cepat.. Ouh Fitri”
Hanya itu saja kata
yang keluar dari mulutnya akupun semakin bersemangat dan semakin mempercepat
kulumanku.
Hingga beberapa
kuluman penisnya terasa semakin membesar dan menegang juga disertai denyutan
dan dia pun memegang kepalaku juga memcambak rambutku dengan kasar dia semakin
memaju mundurkan kepalaku dan akupun semakin bersemangat karena aku tahu dia
akan sampai.
“Ouhh.. Ouuhh aku
sampai aku sampai Fitri ough” dan keluarlah spermanya ke mulutku hingga mulutku
tidak muat untuk menampungnya.
Spermanya terasa
hangat, asin, dan baunya membuat diriku ingin memuntahkan sperma itu dari
mulutku tetapi dia menarik kepalaku lalu mencium aku. Ciumannya yang sangat
bersemangat kepadaku membuat aku terpakasa untuk menelan spermanya untuk
mengimbangi permainan bibir itu.
Aku merasa
kerepotan untuk mengimbanginya karena baru kali ini aku dicium oleh cowok, dia
terus mencium aku dan tangannya mulai menyelinap masuk ke kaosku. Tangannya
menuju ke payudaraku, dia meremas-remasnya sehingga membuat nafasku semakin
memburu yang disertai degupan jantung yang cepat. Dia semakin agresif dengan
membuka kaos ketatku, rok, bra serta celana dalamku.
Terbukalah sudah
apa yang selama ini aku tutupi, aku merasa risih karena baru kali ini aku
telanjang dihadapan cowok sehinnga tangankupun secara spontan menutup vaginaku
juga payudaraku. Tetapi karena nafsuku yang semakin memuncak maka aku biarkan
tubuhku telanjang dan akupun dengan agresif melucuti kaosnya.
Sekarang kita
benar-benar telanjang bulat, kita saling berhimpitan sehingga penis yang telah
mengacung itu menempel pada vaginaku. Aku ingin sekali merasakan penis itu
masuk ke vaginaku dan aku telah mencoba memasukannya tetapi tidak bisa, dengan
terpaksa aku hanya mengesekkan penisnya ke vaginaku dan itu membuat aku semakin
bernafsu.
Setelah dia puas
mencium aku dia menurunkan kepalanya menuju kaki, dia menciumi kakiku sampai ke
vaginaku. Dia menjilati vaginaku, menyedot vaginaku dan juga memberikan gigitan
kecil pada vaginaku sehingga membuat aku tak bisa menahan getaran tubuhku.
Semakin dia mempercepat jilatannya semakin keras pula erangan serta desissan yang keluar dari mulutku.Tanganku berpegangan pada kepalanya dan akupun menekan kepalanya serta mengangkat salah satu kakiku kepundaknya agar bisa semakin masuk ke vaginaku, jilatan dia membuat aku tak bisa lagi menahan tubuhku sendiri. Tubuhku melengkung ke belakang dan kepalaku medongak keatas yang disertai keringat yang semakin mengucur deras. Situs DominoQQ Online
“Auhh.. Ouhh..”
Dia terus menjilati
vaginaku sehingga membuat aku semakin tidak tahan “Ough.. Yes.. Ouugh.. Aku
keluar” dan akupun mengalami orgasmeku yang pertama, aku merasa kenikmatan yang
luar biasa karena baru kali ini kali mengalami orgasme bersama cowok
Sopirku
menghisap-hisap vaginaku hingga terasa kering, nafasku yang tadinya memburu
sekarang sudah mulai reda. Aku yang telah mengalami orgasme terasa badanku
lemas tetapi sopirku masih saja semangat, dia mengendongku ke tempat tidur dan
menjatuhkanku.
Dia bermain di
payudaraku yang berukuran sedang putih bersih kemerahan, sopirku mengulum,
menyedot, meremas dan juga menggigit-gigit payudaraku. Permainan mulutnya
sanggup menaikkan kembali nafsuku, sopirku sangat menikmati payudaraku dan dia
selalu memuji payudaraku yang kenyal dan kencang itu.
Aku yang ingin
kembali menikmati penis sopirku segera aku menggulingkan sopirku disampingku,
aku menindihnya dengan vaginaku menghadap ke muka sopirku dan kita pun saling
melakukan rangsangan. Aku kembali mengulum penisnya sedangkan dia menjilati
vaginaku.
Permainan lidahnya
yang liar di vaginaku membuat tak kuasa menahan nafsuku yang mau meledak dan
dengan segera akupun minta untuk memasukkan penisnya ke vaginaku dan diapun
mengijinkannya.
Aku membalikkan
badan dan sekarang penis itu tepat di bawah vaginaku, aku memegang penis itu
dan mengarahkannya ke vaginaku tetapi aku tidak bisa memasukkannya terasa sulit
walaupun vaginaku telah basah.
Penis sopirku
seperti tidak mau masuk penisnya selalu ke kanan atau ke kiri. Sopirku pun
membantuku, dia memegang penisnya sedangkan tangan satunya menuju vaginaku dan
memasukkan jarinya ke vaginaku, akupun terkaget dan berteriak “Ouhh”.
Jarinya maju mundur
dan seperti mengaduk vaginaku, sopirkupun mengeluarkan jarinya lalu mencoba memasukkan
penisnya ke vaginaku.
Secara mengejutkan
penis itu masuk dengan mudah, aku terkaget merasakannya lalu berteriak “Auhh..
Ough..”
Dan mataku melotot
serta kepalaku mendongak ke atas. Vaginaku terasa penuh dan disertai rasa nyeri
yang sangat hebat tetapi sopirku duduk menghiburku dengan menciumku.
Dia menyuruhku naik
turun tetapi itu sulit bagiku karena baru yang pertama aku melakukannya, aku
mencoba naik turun rasanya nikmat sekali merasakan dua alat kelamin bergesekan
tetapi tetap rasa nyeri tetap ada.
Akhirnya akupun
lancar menaik-turunkan, melihat itu sopirku semangat dia mulai meremas
payudaraku dan mulai melakukan gerakan juga. Lama-kelamaan rasa nyeri itu
berubah menjadi rasa nikmat tiada duanya dengan cepat aku menaik turunkan.
Gesekan itu sangat nikmat Mayambah lagi remasan sopirku di payudaraku.
“Uhh.. Aauhh..
Oouughh” aku terus mendesis.
Malam yang sunyi
kembali berisik oleh bunyi kocokan serta teriakanku, kulihat sopirku sekali
memejamkan mata menikmati kocokanku. Hingga beberapa lama kita tetap pada
posisi itu dan akupun merasakan sesuatu yang mau meledak di vaginaku.
“Ouhh.. Ouughh..
Aku sampai” akupun merasakan orgasme yang kedua kali.
Tenaga yang habis
membuat aku tidak dapat menahan tubuhku dan akupun rubuh diatas sopirku. Dengan
penis yang masih menancap di vaginaku sopirku membalikkanku hingga dia berada
diatas, dia kembali mengocok vaginaku yang telah kelelahan dengan semangat yang
masih memburu diapun ingin mengalami orgasme maka akupun melayani dia walaupun
tenagaku sudah habis.
Sopirku merasa
tidak puas dengan posisi dia diatas dan dia meminta aku untuk duduk
dipangkuannya dan dia dengan semangat kembali mengocok. Aku yang sudah lemas
masih mencoba mengimbagi kocokannya, aku mencoba memaju-mundurkan pantatku
walaupun sudah lemas.
Dia semakinsemangat untuk mengocokku dengan buas dia juga menggigit payudaraku dan itu
sangat membuat diriku kembali terangsang. “Oouuh.. Ouuhh.. Uuhh”
Akupun di buat
tidak berdaya dan lagi-lagi aku dibuat orgasme untuk ketiga kalinya. “Uuhh..
Ouugh.. Kau hebat Yudha.. Ouugh”.

Dengan orgasmeku
yang ketiga tubuhku semakin lemas tak berdaya, posisi kami tetap duduk dan aku
terus saja memuji dia “Kau hebat Dika” kataku.
Sopirku menyuruhku
untuk menungging dengan lemas dan antara sadar dan tidak aku masih menurutinya.
Dia masih tidak bosan mengerjai vaginaku. Dia masih dengan semangat tetap
mengocok serta meremas payudaraku dan kadang-kadang meremas pantat ku. Jarinya
juga masuk ke anusku.
“Ouugh.. Ougghh..
Ougghh” kataku semakin menikmati, dengan kasar dia mengocok vaginaku dan juga
anusku. Dengan kocokan dari anus dan vagina tubuhku semakin tak karuan
dibuatnya.
“Ouuhh.. Ougghh..
Terus Yudha”
Tak berselang lama
aku merasakan lagi orgasme yang ke empat.
“Oouuhh.. Kau
hebat.. Oughh.. Aku aku dapat ough..”
Dan dia pun
mengikuti mengalami klimaks dengan sperma yang masih banyak. Semprotan
spermanya membuat mataku terbelalak dan aku pun merasakan kenikmatan, spermanya
tidak dapat tertampung di vaginaku sehingga jatuh ke sprei.
Kitapun terjatuh
bersamaan di tempat tidur, sopirku berada disampingku dan dia masih mencium
serta meremas pantat dan payudaraku. Setelah nafasku mulai reda akupun langsung
keluar dari kamarnya dengan masih telanjang dan berjalan dengan gontai, sopirku
pun tertidur lagi.
Begitulahku bersama
sopirku yang baru aku alami sekitar 26 Agustus 2010. Aku tidak kecewa walaupun
keperawananku telah hilang tetapi aku senang mendapat pengalaman yang berharga.
(RS)
Post A Comment:
0 comments: