Cari Blog Ini

Label

Navigation

Cerita Seks Akhir Dari Keisenganku Yang Dapat Hasil

Cerita Seks Akhir Dari Keisenganku Yang Dapat Hasil

Lelaki CadanganDi siang hari yang terik itu, Nina tergesa-gesa turun dari taksi yang ditumpanginya, Setelah membayar ongkos taksi, nina buru-buru melangkah mendekati pagar tinggi besar sebuah rumah mewah di bilangan jakarta tersebut dan menekan belnya dengan tidak sabar. Tak butuh waktu lama, seorang wanita paruh baya berjalan tergopoh-gopoh menuju pagar untuk menyambutnya.


“Eh, neng nina. Bibi kirain siapa.”


“Iya bi, cepetan dong panas nih.”


“Iya iya neng masuk..”


Nina dengan segera melenggang masuk kedalam rumah tanpa ba-bi-bu. Ia mengibas-ngibaskan kerah seragam SMA nya setibanya didalam, berusaha mengusir rasa gerah di tubuhnya. Bi rumi pun tak selang lama ikut masuk kedalam dan mengunci pintu.


“Orang-orang belom pada pulang ya?” tanya Nina lagi begitu masuk kedalam rumah “Belom neng, tapi tadi non Leni udah bilang kok neng Nina mau dateng. Cuman ada mas Randy aja yang udah pulang sejam yang lalu. Paling lagi di kamarnya.


“Oh gitu, yauda deh. Saya ke kamarnya Leni yah bi. Disana aja ngadem.”

“Iya neng, bibi lanjut masak ya.’


Dan bi rumi pun menghilang ke belakang, menyisakan nina sendirian. Nina pun dengan santai melenggang ke lantai dua menuju kamar Leni. Nina dan Leni sudah bersahabat sejak lama sedari SD dan SMP. Bahkan ketika mereka berpisah sekolah di SMA persahabatan mereka masih tetap erat. Sedari SD hingga SMP Nina kerap bermain ke rumah Leni. Tak jarang di akhir minggu Nina menginap disana, jadi seisi rumah sudah menganggap Nina seperti keluarga sendiri.


Setibanya ia di kamar Leni, Nina segera melempar tasnya ke lantai dan menjatuhkan badannya di kasur. Cythia sendiri masih ada les tambahan hingga jam 4 sore sehingga ia belum masih akan pulang hingga beberapa jam kedepan. Nina sendiri sebelumnya sudah berencana untuk bermain ke rumah pacarnya. Namun karena satu dan lain hal, rencana berduaan tersebut gagal dan akhirnya Nina memilih untuk menghabiskan waktu saja di rumah Cntyhia. Dengan kesal, Nina hanya memboalk-balik hapenya saja untuk membunuh waktu namun hal tersebut malah membuat ia makin kesal. Akhirnya ia pun bangkit dari kasur dan beranjak keluar dari kamar.


Baru saja ia melongok keluar pintu, matanya tertuju kearah pintu kamar Randy diseberang kamar Leni yang ternyata sedikit terbuka. Karena tidak ada kerjaan, Nina pun memutuskan untuk mengisengi Randy saja. Randy sendiri adalah adik Leni satu-satunya yang terpaut jarak beberapa tahun. Saat itu Randy sudah menginjak kelas 3 SMP, namun badannya tinggi besar mungkin karena ia rajin berlatih basket sedari SD. Bahkan kini Randy juga rajin berolahraga di Gym sehingga membuat badannya yang sudah tinggi menjulang semakin kekar. Meski ia akui Randy sudah jauh berbeda dari yang dulu, namun tetap saja di mata Nina, Randy adalah anak kecil ingusan yang selalu jadi bahan kejahilan dirinya dan Leni.


Sambil berjingkat-jingkat Leni menghampiri kamar Randy dan melongok sedikit kedalam diantara celah pintu. Nampak Randy tengah duduk didepan meja komputer membelakangi pintu sembari mengenakan headphone. Nina pun mengendap-endap mendekati Randy yang kala itu hanya mengenakan boxer yang terpaku didepan komputer. Namun ketika ia baru hendak menepuk bahu Randy, Nina tercekat melihat layar komputer Randy. Nina baru tersadar Randy ternyata sedari tadi tengah menonton film porno di komputernya Situs Poker Online Terpercaya. Ia nampak begitu berkonsentrasi bahkan hingga tak menyadari Nina sudah berada tepat di belakangnya. Nina mengurungkan niatnya sebentar dan bergeleng-geleng sendiri menahan geli melihat tingkah polah Randy yang sedang bernapas tak beraturan. Kini bahkan tangan kiri Randy mulai bergerak merabai gundukan boxernya sendiri. Saat itulah Nina segera ambil tindakan dan menepuk kedua bahu Randy sambil berteriak kencang.


“HAYO LAGI NGAPAIN!”


Randy nyaris terjengkang kebelakang sangking kagetnya. Headphone nya bahkan ikut terbelit ketika ia terjungkal sangking kagetnya. Dengan cepat Randy mematikan layar komputernya dan berdiri dengan terengah-engah dengan wajah pucat pasi. Nina tertawa tergelak hingga terduduk di kasur Randy.


“Kak Nina ngapain sih! Ngagetin orang aja!!” Ujar Randy masih sambil terbata-bata.


“Lagian elu sih Ran, nonton bokep serius banget sampe ga sadar gue masuk.” Jawab Nina lagi di sela-sela tawanya.


Randy tampak memerah padam wajahnya, ia hanya bisa berdiri mematung di samping komputer seperti tengah di strap.


“Emang seru banget gitu bokepnya? mana coba gue pengen liat kaya apa.” Ujar nina lagi sambil beranjak mendekati layar komputer.


“Eh Eh! ngapasin sih kak Nina! u-udah deh keluar aja, gangguin orang aja nih!” sembur Randy sambil berusaha menghalang-halangi Nina.


“Ah berisik lu Ran, mana cepet gue pengen liat. Daripada lo gue aduin ke kakak lo coli di kamar? baru tau rasa lo.” ancam Nina sambil terkekeh.


Randy tak bisa berkutik mendengar ancaman Nina. Wajahnya jadi pucat pasi, namun ia tak berani bergeming di sebelah nina. Nina dengan santai menghidupkan layar komputer kembali dan memutar video porno tersebut. Di lain pihak Randy kini kian resah sambil terus menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, bercampur antara gelisah dan malu.


“Ih gila lu Ran, nontonin yang dijilat-jilat begini cewenya. Lagi belajar ya lu buat pacar lu?” celoteh Nina asal. Randy yang makin salah tingkah yang justru membuat Nina makin bersemangat untuk mengusilinya.


Randy bergerak cepat menutup pintu kamarnya, takut bila nanti bi rumi ikut memergoki kesialannya. Dalam hati ia berkata jangan sampai berita memalukan ini sampai ke telinga leni atau bahkan mamanya.


“Duh udah dong kak Nin, please ampun kak..” mohon Randy. Tetapi Nina diam saja sambil terus tersenyum-senyum jahil menatapi layar komputer tak menghiraukannya.


“Ckck.. ga nyangka gue Ran, lo ternyata bejat banget ya. Liatnya sampe yang kencing-kencing gini.. ihhh..” celoteh Nina lagi. Randy makin memerah kupingnya mendengar ocehan Nina.


Dalam hati Nina memuji juga selera Randy. Video yang diputar Randy diam-diam agak membuat Nina hanyut juga. Apalagi rencana Nina berduaan dengan pacarnya hari ini gagal, membuat Nina makin gemas saja melihat adegan porno didepan matanya. Sekilas Nina melirik Randy yang berdiri mematung di sebelahnya. Baru kali ini setelah sekian lama Nina melihat Randy setengah telanjang seperti itu. Melihat perut rata Toni, sekelebat pikiran kotor Nina bergejolak.


“Yauda deh Ran, lo lanjutin gih kegiatan menjijikan lo itu.”


Sejenak Randy bernapas lega mendengar perkataan Nina.


“Tapi, siap-siap aja ya kena omel sama kakak lo. Hahaha..”


“Yaaah.. please kak Nin, jangan dong kak.” Mohon Randy seraya menarik lengan seragam Nina dengan wajah sangat memelas.


“Ih jangan pegang-pegang!” tukas nina sombong.


“Ayo dong kak please jangan kak.. apa aja deh Randy kasih, kak nina laper? mau pizza? Randy pesenin ya?” rayu Randy sengit.


“Ngga lah ya, gue ga semudah itu di rayu..” balas nina lagi sembari berpikir. Selang beberapa saat Nina kembali berucap.


“Oke deh gini, lo ga akan gue bilangin. Tapi sebagai hukumannya… Lo harus coli disini, sekarang. Biar lo kapok. Haha..” ujar Nina jahil.


Randy termangu tidak mempercayai perkataan Nina. Nina berusaha sekuat tenaga tidak tertawa kala ia memperhatikan ekspresi Randy. Dalam hati Nina sedikit berdebar-debar jug menunggu respon Randy.


“Ayo gimana? Mau ngga? kalo ga yaudah.” Ancam nina lagi sembari berakting melangkah pergi.


“I-iya kak! tunggu bentar please tunggu..” cegah Randy.


Nina berdiri bercakak pinggang memandangi Randy dengan pongah sambil tersenyum kecil. Randy nampak ragu dan hanya bisa menunduk lemas.


“Ayo cepet, lama banget lu ah Ran. Pilih mana, coli ditempat apa kena sidang sekeluarga?” Bentak Nina nina lagi mengancam.


Randy terdiam beberapa saat, dan kemudian ia pun mulai menggapai pinggiran boxernya. Nina memperhatikan pergerakan Randy dengan seksama. Perlahan masih penuh dengan keragu-raguan, Randy memelorotkan Boxernya dengan sangat hati-hati. Mata nina membelalak manakala matanya menangkap perut bawah Randy yang melengkung berbentuk V. Nina berpikir dalam hati “Gila seksi juga ototnya untuk ukuran anak SMP. Pasti karena ikut-ikutan nge-Gym.”


Randy sempat berhenti sesaat sebelum menurunkan boxernya lebih jauh kebawah. Sebelah tangannya menangkup kemaluannya malu-malu sembari tangan sebelahnya lagi memeloroti boxernya sendiri hingga ke dengkul dan kemudian ke mata kaki. Wajah Randy memerah padam tak sanggup membalas pandangan Nina sama sekali. Kini Randy berdiri tanpa sehelai benangpun tak jauh dari Nina yang duduk dengan santai di depan meja komputer.


“Hihihi.. mana cepet, ayo buruan.” Pekik Nina girang tatkala Randy usai menanggalkan boxernya. Randy masih hanya diam mematung seperti maling yang tertangkap basah oleh warga, berdiri telanjang bulat menunggu hukuman.


“N-ngapain kak, udah dong Randy udah kapok..” Mohon Randy lagi dengan suara lemas.


“Pake nanya lagi, cepet buruan kocok, hihi.” ujar nina cuek sembari terkikik geli.


Randy dengan sangat perlahan mulai merabai kemaluannya sendiri meski masih ditutup sebelah tangannya. Diraba-rabainya sendiri penisnya yang tak kunjung mengeras.


“Mana kok ga bangun-bangun sih? Malu ya? Ahaha..” goda Nina lagi. “Pokoknya kalo sampe ga bangun juga, bakal gue aduin ke Kakak sama nyokap lo.. “ Ujar nina mengancam.


Mendengar ancaman Nina oRanatis Randy berusaha sekuat tenaga memfokuskan diri. Ditengah-tengah usahanya Ranmy melihat secercah harapan. Dari posisi dirinya bediri saat itu ia dapat mengintip dengan jelas belahan dada Nina dari yang duduk lebih rendah tepat di hadapannya. Daging yang mulus dan lembut tertutupi bra hitam itu lumayan membantu ereksi Ranmy.


Nina dengan seksama melirik mata Randy yang tertuju di celah seragamnya. Ia sudah biasa dengan pandangan seperti itu, baik di sekolah maupun dijalan, ia sudah hapal mata jelalatan lelaki macam itu. Namun kali itu Nina memilih untuk diam saja membiarkan Randy untuk melirik sesukanya, apalagi ia melihat penis Randy kian menegak keras. Nina pun makin lama makin tidak sabar, dengan cuek akhirnya ia membuka dua kancing teratas di seragamnya sehingga terpampanglah jelas payudaranya.


“Nih udah gausah ngintip-ngintip segala. Baek kan gue? daripada kelamaan. Udah buruan kocok cepet!” hardik nina.


Randy langsung melotot matanya melihat payudara yang begitu bulat, terjuntai secara cuma-cuma didepan matanya. ORanatis penis Randy menegang maksimal disuguhi pemandangan sebegitu indah. Nina pun ikut terbelalak melihat tegangnya penis Randy. Untuk ukuran anak smp penis Randy bisa menyamai milik randi kekasihnya. Bahkan terlihat lebih melengkung keatas dan lebih gendut dari milik randi. Tak terbayang apabila SMA nanti atau kuliah bisa sebesar apa penis Randy. Nina jadi menelan ludah diam-diam.


“Stop stop. Stop dulu. Sekarang lu diem Ran. Gue pengen liat segede apa.”


Randy yang sudah mulai tegangan tinggi terpaksa diam istirahat ditempat karena komando Nina. Dengan posisi itu Nina bisa meneliti betapa gagahnya penis Randy di depan mukanya itu. Randy berdebar-debar gorgi manakala nina mendekatkan wajahnya hingga nyaris tinggal sejengkal jaraknya dari acungan penisnya sendiri. Warnanya yang kemerahan dan berurat membuat Nina salut juga apalagi dalam jarak sedekat itu tentu semakin gagah terlihat. Randy jadi mengkhayal apabila nina mengoral penisnya seperti di film porno. Ahhh.. betapa bahagianya Randy apabila itu terjadi.


“Hmm.. yaudah cepet sekarang kocok lagi!” perintah Nina lagi. Ia hampir saja terceplos memuji penis Randy usai ia memandanginya lekat-lekat tadi.


Randy pun dengan ogah-ogahan mulai mengocok lagi penisnya didepan nina. Agak kecewa juga Randy karena harapannya tadi tidak menjadi kenyataan.


“Pokoknya harus keluar ya. Gue gamau kalo ga keluar.” Tambag nina lagi.

“Susah Kak. Abisnya gue ga ada bahan lagi..” Kilah Randy malu-malu.

“Heh? Emang ini kurang? Udah bagus-bagus ya lu gue kasi belahan toket. Malah nawar lagi. Dasar lu ya..” Bentak Nina.

“E-eh j-jangan marah gitu dong. Kan kak nina suruh keluarin. Kalo emang turun lagi emang Randy bisa kontrol? Hayo..” Ujar Randy lagi berusaha membela diri.

“Hm. Sok banget lu nawar-nawar. Emang lu mau apaan? Awas aja ya kalo gue suruh buka CD juga. Gue OGAH. Mending lo gue aduin sekarang ke Leni.” Balas nina lagi.

“ngga ngga kak nin, ga itu kok. Hmm.. apa ya.. Buka itu aja deh..” Jawab Randy terbata-bata.

“Buka apaan?” Tanya nina lagi tidak sabar Agen BandarQ Online.

“Turunin branya aja kak nin. Dikit aja, b-biar Randy on lagi.” Tawar Randy malu-malu.


Sial, pikira Nina terdiam sesaat. Nina sebenarnya masih agak penasaran ingin melihat penis Randy hingga ejakulasi nanti, namun mendengar tawaran Randy nina jadi menimbang-nimbang sendiri permintaan tersebut.


“Oke, fine. Sebelah aja tapi ya. Dan dengan satu syarat. Maksimal 10 menit. Ngga keluar juga, lo gagal.” Ucap nina menyetujui permintaan toni.


Randy mengangguk-angguk cepat girang. Nina dengan agak kesal membuka seluruh kancingnya dan menurunkan sebelah tali bra nya. Randy dengan gugup mengintip-intip tak sabar. Nina melirik sedikit kearah Randy, dan dengan perlahan meloloskan tali branya, dan mengeluarkan sebelah payudaranya dari balik cup bra. Mata Randy melotot nyaris copot memandangi nanar payudara nina yang menggantung bebas di udara, serta pucuk payudaranya yang berwarna merah kecoklatan.


Gairah Randy bangkit lagi. Dikocok-kocoknya penisnya dengan semangat tanpa disuruh. Nina terkekeh melihat ekspresi wajah Randy yang begitu cabul. Ia tahu apa yang diinginkan Randy. Dengan genit nina makin mencondongkan sebelah payudaranya yang terpampang menantang Randy. Lalu dengan lembut nina menjawil sendiri puting susunya dengan telunjuknya, dan mendesah kecil.


“Aduh.. geliiiii….”


Randy makin kesetanan melihat aksi Nina. Dengan napas menderu ia berbisik ke nina.


“Terus kak nin, colek lagi kak.. Cubitin kak…”


Nina tersenyum nakal mendengar permohononan Randy. Dengan perlahan Nina mencubit putingnya yang kenyal dan memuntirnya perlahan sembari seraya mendesah manja.


“Awh, Ran.. uuunnnch…”


Nina menggeliat manja sengaja memancing birahi Randy lebih lagi. Sialnya hari itu memang Nina sedang agak horny, apalagi rencananya untuk bercinta dengan Randi juga batal. Maka itu rangsangan di putingnya itu dan show Randy didepannya diam-diam malah ikut memancing nafsunya sendiri. Kini bahkan nina keterusan untuk mencubit-cubit mesra putingnya sendiri sembari asyik menonton onani Randy.


Ditengah gelora nafsu Randy melihat tatapan nina yang juga kini agak sayu. Bak ditimpa durian runtuh, kini Randy melihat nina melepaskan cup bra yang satu lagi, dan menggelitiki putingnya yang satunya lagi hingga kini nina asyik memainkan kedua puting susunya didepan Randy.


“Ouh kak nina, seksi banget kak.. Terus kak cubit kak.. Mmhh. enak ya kak?” Pancing Randy.


Nina tak menggubris bisikan Randy dan terus asyik merangsang dirinya sendiri. Nafsunya kini sudah bangkit, celana dalamnya terasa begitu hangat oleh hawa nafsunya sendiri. Tenggorokan nina terasa kering akibat gairahnya yang sudah naik. Nina mengumpat dalam hati karena ia jadi ikut terangsang. Nina menjadi gemas sekali oleh penis Randy. Tapi ia masih berusaha menahan diri. Rasanya ingin ia langsung menyambar dan mengisap penis Randy hingga ke tenggorokannya dan menelan habis sperma Randy. Pasti legit sekali rasanya, pikir nina dalam hati.


“Kak nin, Randy pegel nih kak tangannya..” ujar Randy lirih. “Bantuin dong kak nin gantian, pleasee…” ujar Randy mencoba peruntungannya.


Nina melirik Randy tajam. Sial sekali Randy seakan tahu pikiran dalam kepalanya. Diantara gelombang nafsu seperti ini, ia jadi galau terombang-ambing. Brengsek! Pikir nina dalam hati.


“Hm! Sial lu Ran. Sini cepet!” jawab nina singkat sembari berusaha tetap cool.


Randy berbunga-bunga seakan bermimpi di siang bolong. Dengan gugup ia melangkah mendekat, mencodongkan pinggulnya kedepan. Nina pun tak kalah gugup menjelang tangannya menyentuh batang keras Randy. Randy menggelinjang pelan penuh kenikmatan ketika tangan nina menggengam penisnya. Nyaris saja Randy ejakulasi merasakan halusnya tangan nina. Nina mendesis gemas sembari menyapu jengger Randy dengan jempolnya. Nina jadi terkesima oleh diameternya yang ternyata nyaris tak muat dalam genggamannya. Terasa betapa kokoh dan kerasnya penis Randy dalam genggamannya.


Dengan pelan nina mulai mengocok penis Randy naik dan turun. Randy menggigit bibirnya sendiri tak kuasa menahan kenikmatan. Nina menjadi makin bersemangat oleh desahan tertahan Randy. Ingin rasanya ia cepat-cepat melihat ejakulasi Randy. Nina meludahi tangannya sendiri untuk melicinkan kocokannya. Randy terbelalak dan mendengus nafsu melihat kebinalan nina seperti itu.


“Awghh… Kak nin.. Enak bangettt… suerr…” ceracau Randy.


CLOK!


CLOK!


CLOK!


CLOK!


Bunyi kulit pelir Randy bergesekan dengan telapak tangan nina yang basah oleh liurnya sendiri. Nina bahkan menambahkan liurnya lagi dan langsung meludahkannya keatas kepala penis Randy demi melicinkan lagi kocokannya.


“Kak nin, j-jilat dikit dong kak.. Aku dah mau keluar nihh.. Sshmmmm” rayu Randy lagi.


Shit, pikir nina dalam hati. Sebenarnya memang nina sedari tadi sudah terpancing untuk melakukan hal tersebut, namun tentu nina tidak mungkin merendahkan harga dirinya dan meminta duluan, Apa kata dunia? Tapi kini posisinya Randy sudah meminta, jadi nina berpikir apakah ia akan mengiyakan permintaan Randy atau tidak. Namun dilain pihak nina juga begitu ingin mengecap sperma Randy di mulutnya. Akhirnya didesak oleh nafsu birahi, nina mencondongkan kepalanya maju.


“Hmmhh.. sialan lu Ran! errrghh.. sini deh cepet! Slurp… mhhhhmmm… chuppp..”


Nina dengan sekejap langsung mengemut kepala penis Randy dan mengisapnya bak permen lolipop. Randy mengejang-ngejang keenakan. Baru kali itu ia merasakan nikmat seperti itu. Sapuan lidah dan hisapan nina melambungkannya ke awang-awang. Dilain sisi nina juga menikmati mengisapi batang penis milik Randy itu. Bagaimana nina harus membuka mulutnya lebar-lebar demi memasukkan batang penis Randy kedalam mulutnya.


“Fuwaaahhmmm… mhmhhhhhmm… slrrrpppp…”


Nina melepahkan pelir Randy dan menyapunya ke seluruh permukaan bibirnya. Digenggamnya penis Randy dan dijilatnya batang Randy mulai dari pangkal, hingga ke pucuk helmnya, diakhiri dengan kuluman dalam mulutnya, membuat Randy kocar kacir. Nina mengeluarkan pengalamannya demi membuat Randy bertekuk lutut, sialnya Randy bisa begitu kuat menahan orgasmenya hingga nina harus berupaya ekstra.


Akhirnya Randy tak bisa lagi menahan orgasmenya. Diujung sisa perlawanannya, Randy tiba-tiba menjambak rambut panjang nina dengan kencang, dan menghentakkan pinggulnya dalam-dalam. Nina yang samasekali tidak siap hanya bisa mencengkram pinggul Randy ketika penis gagah Randy terdorong melesak jauh kedalam tenggorokannya. Randy dengan gilanya menggagahi tenggorokan nina tanpa ampun, membuat nina tersedak dan terbatuk-batuk hebat.


Bak di dalam video porno hardcore, nina hanya bisa pasrah tenggorokannya diperkosa Randy. Diantara keberingasan itu nina anehnya malah makin terangsang, diam-diam ia menyukai perilaku beringas Randy ini. Makin ia terbatuk-batuk sesak napas, makin nikmat rasanya hingga basah sendiri celana dalam nina.


“Hmmmmmhhh! Makan nih peju gue… ssshhghghggg….gggghhhhh…….”


Randy meregang sembari membenamkan pelirnya dalam-dalam di mulut nina. Cairan sperma Randy yang berlimpah membanjiri rongga mulut dan tenggorokan nina. 1,2,3,4, kali penis Randy berkedut-kedut menyemburkan benihnya seakan mulut nina adalah rahim yang hendak dibuahinya. Nina yang kehabisan napas, tersedak oleh pelir, dan sperma hanya bisa pasrah dalam kenikmatan. Dan ketika Randy usai menuntaskan orgasmenya, ia mencabut penisnya serta merta dan terhuyung kebelakang terduduk di kursi komputernya lagi.


“OHOK! OHOKK!!! HOEKK!!!… FYUHHHH… aahgghhhh… ohok.. Ohok…”


Nina terbatuk-batuk hebat ketika paru-parunya yang nyaris meledak diisi kembali oleh oksigen. Ludah, dahak, serta sprerma kental dimuntahkan olehnya ke lantai. Nina mengelap bibirnya yang belepotan campuran berbagai cairan, dan juga mengelap butiran airmatanya yang menetes ke pipi. Randy tak lagi sanggup berdiri dan hanya bisa terduduk sembari mengelap penisnya menggunakan tissue.


“Cuhhh… hhhh…hh… brengsek lu Ran.. Hhh.hhh..” umpat nina disela-sela napasnya masih dengan suara serak.


Randy buru-buru bangkit dan mengambil tissue bersih demi membantu mengelap bibir nina yang masih tidak karu-karuan. Randy dengan penuh perhatian membantu mengelap sisa-sisa kebrutalannya tadi. Nina dengan pandangan kesal melirik tajam ke arah Randy.


“Maap kak… Randy kebawa suasana.. Maap yaah .Abis kak nina hebat banget sih nyepongnya. Randy jadi ga kuat..” Ujar Randy sambil malu-malu


“Ga kuat sih ga kuat, tapi ga langsung deephtroat juga kali gue kan kaget. Untung aja ga keluar semua makan siang gue tadi.” dengus nina kesal.


“Iya deh maap ya kak nin, nanti besok-besok ga gitu lagi deh.. Janji. Hehe” rayu Randy.


“IH, enak aja besok-besok lagi. Sorry ya.. Cukup sekali ini. Huuu..” cibir nina sembari masih tersengal-sengal.


“Jangan gitu dong kak nih, haha. Enak kan kontol Randy? Buktinya kak nina ngisepnya menghayati banget tadi..” ujar Randy sambil tersenyum-senyum.


“Halah, kepedean lu Ran. Namanya orang sange ya pasti menghayati lah…” cerocos nina lagi.


“Hoooooo jadi tadi sange juga toh? Kesian dong kak nin belom keluar.. Karena Randy baik, sini gantian Randy bantuin, Kak.” goda Randy sambil tersenyum-senyum girang.


“EH EH mo ngapain lu Ran? Ih lepass!”


Randy segera merengkuh tubuh nina dan merebahkannya ke kasur. Terasa kini oleh nina betapa badan Randy yang jauh lebih besar ketimbang tubuhnya dan dapat dengan mudah menahannya di kasur. Randy dengan agak memaksa menciumi telinga dan leher nina. Bahkan tangannya Randy juga kini ikut menggerayangi dada nina.


“Ran.. Ran udah Ran udah, iya iya ampun ampun. Oke oke damai pliss..” mohon nina berusaha menghentikan serangan Randy.


“Kenapa kak nin? Hmmmm…mmmuach… kan Randy cuman pengen bantuin kak nina aja, ga enak dong Randy tadi udah keluar duluan kak nina belom.. Mmmmwach..” ujar Randy terus menyerang tengkuk nina. Nina merasakan penis Randy sudah agak mengeras lagi menyenggol pahanya.


“Oke, oke deh, lo boleh bantuin dengan satu syarat.. Tapi lo jangan masukin ya Ran. Lo jilatin aja ya… okeee? Hmmm..” kilah nina berusaha menghindar, nina merasa terpaksa menyerah ketimbang Randy terus menyerangnya dan malah membuat dirinya makin lengah.


“Hmmmm.. Muach.. Okedeh… hehe. Sini kak Randy jilatin kak.” ujar Randy bersemangat beranjak melepaskan cengkramannya.


Nina menghela napas mengatur napasnya lagi. Nyaris saja nina pasrah oleh serangan Randy. Randy nampak begitu bersemangat tersenyum-senyum membuat nina geleng-geleng kepala. Nina dengan agak ogah ogahan menanggalkan roknya hingga jatuh ke lantai. Ia rapatkan pahanya dalam-dalam agar Randy tidak bisa melihat bercak basah dicelana dalam pink nya.


“Eh, eh, kak kok langsung sih? Nanti dong santai.. Hehe. Randy pengen jilat yang ini dulu..” Ujar Randy seraya meraba payudara nina. Sialan pikir nina, kali ini malah keadaan berbalik dirinya yang dimanfaatkan Randy.


Dengan masih tersenyum-senyum cabul, Randy merabai payudara nina. Ditariknya lagi nina hingga ia jatuh terduduk diatas kasur. Randy dengan lembut menjawil puting susu nina dari balik bra.


“Eghmmm..”


Nina menahan bibirnya rapat-rapat agar tidak kelepasan mendesah. Randy tentu tak akan pikir dua kali untuk memanfaatkan nina habis-habisan. Kini dua telunjuk Randy bermain di kedua puting susu nina yang kenyal. Nina tetap berusaha cool duduk di tepi ranjang. Randy beralih kebelakang nina, dan mulai mencubit pelan dan memuntir-muntir puting nina lembut. Untunglah pikir nina, karena Randy jadinya tidak bisa melihat ekspresi nina yang mulai agak terpejam-pejam dimainkan putingnya oleh Randy.


Randy terus memancing desahan nina untuk keluar. Dari posisi belakang, Randy dengan diam-diam kembali menciumi leher nina penuh nafsu. Nina tak kuasa menggelinjang merinding tatkala Randy mempermainkan tubuhnya seperti itu. Secara naluriah nina melingkarkan lengannya kebelakang merangkul leher Randy. Randy begitu girang melihat gelinjang manja tubuh nina dipelukannya. Selama ini dia hanya bisa bermimpi bercinta dengan wanita lebih tua, dan sekarang khayalannya jadi kenyataan, apalagi dengan Nina teman kakaknya yang paling seksi dan menjadi imajinasi onaninya selama ini.


“Mhhmm.. Ran, gila ah Ran geli banget gue….” ceracau nina dalam kenikmatan.


Randy dengan giatnya terus mencubit, menjawil, mengusap, dan menarik puting nina yang makin kenyal. Lidahnya menari-nari dileher dan kuping nina membuatnya bergetar keasyikan. Nina tak habis pikir bagaimana anak smp ini bisa mencumbuinya sebegitu hebat seperti kekasihnya sendiri.


Kemudian secara perlahan sebelah tangan Randy merayap kebawah dan membelai paha nina. Nina yang sudah tipis kesadarannya hanya mengikuti bimbingan tangan Randy untuk membuka kedua pahanya. Randy mendesis gemas merasakan hangat dan basahnya celana dalam nina. Nina menoleh kearah Randy dan segera memagut bibir Randy penuh nafsu ketika jemari Randy merabai kemaluannya lembut.


“Ahh.. anget banget kak. Enak ya dimainin Randy?” tanya Randy mesra.


Nina menjawab dengan pagutan yang sangat mesra di bibir Randy sembari badannya menggigil merinding ketika Randy terus menjamahi kemaluannya. Randy yang juga sudah gemas menelusupkan tangannya masuk kedalam celana dalam nina. Nina yang kalap menjambak rambut Randy dan menciumnya makin dalam ketika jemari Randy mengusap bibir vagina nina yang berlendir.


“Ssshh.. Itilnya Ran, itilnya mainin plis..” Mohon nina.


“Ini yah? Ini kak? Hmmm?”


“Aggghhh Ranmm….”


Nina meringis penuh kenikmatan sewaktu ujung jari tengah Randy menelusup diantara celah vaginanya dan mencolek tonjolan berkerudung di sudut atas kemaluannya. Badan nina bergetar seakan dialiri listrik dari ujung kepala hingga ujung kaki manakala Randy menjawili mesra klitoris Nina. Kini bahkan kedua kaki nina berjinjit mengangkang di pinggir kasur membuat Randy makin leluasa mengerjainya.


“Ahmmm… gila Ran enak bangettt.. Terusin Ranm… kocokin memek gue Ranmm…”


Randy segera  Poker Deposit Pulsa memasukkan jari tengahnya kedalam rongga kemaluan nina. Sangking basahnya dengan mudah jari Randy menelusup masuk. Randy baru kali itu merasakan bentuk isi vagina. Sungguh licin, berdaging, dan tentu saja basah. Randy mengorek-ngorek penuh rasa ingin tahu isi dalam vagina nina. Kini posisi mereka berdua kembali berpindah, nina merebahkan diri diatas kasur mengangkang sementara Randy diantara kedua kakinya terus mengorek-ngorek vagina nina.


“Tooom.. Gilaa…Ranmm…auhh terus Ranmm…. Mhmhh..”


Nina merengek-rengek liar ketika Randy memasukkan jari kedua kedalam vagina nina dan kemudian menyeruput klitoris nina dengan sedapnya.


“Shrrrrppppppptttt…..”


Nina menggelinjang binal dibuatnya. Disodok-sodokannya jari Randy kedalam vagina nina dengan beringas.


“YESH!! UGHH FUCK.. Kasarin gue Ran, kasarin Ranm.. Ouggghhh fuck me!”


Randy tersenyum girang luar biasa mendengar teriakan garang nina ketika ia menyodokkan tangannya dengan kasar. Randy merasa kedua jarinya diremas-remas kencang oleh dinding vagina nina. Nina mengerang seperti anjing sekarat ketika tanpa diduga-duga nina menyemburkan cairan encer dari dalam kemaluannya. Randy terbelalak kaget ketika nina terus menerus mengencingi tangan dan kasurnya habis-habisan hingga kasurnya basah menggenang.

Baca Juga : Perawani Kakak Beradik Yang Masih Di Bawah Umur


Dan akhirnya nina melepaskan jepitan pahanya dan melepaskan tangan Randy yang basah kuyup hingga ke lengannya. Baru kali itu Randy merasakan sendiri sensasi squirting yang selama ini hanya bisa ia tonton di film bokep. Nina megap-megap mencari napas sehabis mengeluarkan orgamse yang begitu dahsyat. Randy membiarkan Nina beristirahat sejenak mencari udara dan menikmati sisa sisa klimaksnya. Hingga akhirnya Nina kembali sadar dan melirik lembut kearah Randy.


“Sini Ran..” Panggil nina lembut.


Randy mendekat diatas tubuh nina dan kemudian secara naluriah nina melingkarkan kedua kakinya di pinggang Rano, dan mencumbui bibir Randy mesra. Nina sendiri merasa takjub Randy bisa membuatnya orgasme sekencang itu. Bahkan kekasihnya sendiripun jarang-jarang bisa membuatnya seperti itu.


“Belajar darimana lo kaya gitu? Kebanyakan nonton bokep lu ya.. Hihi.” Ujar nina sembari tetap mendekap manja Randy.


“Hehe, iya dong tapi ada untungnya kan? Buktinya Randy bisa bikin kak nin muncrat ampe segitunya..” kelakar Randy.


“Huu.. hoki lu bisa bikni gue begini.. Cowo gue aja gabisa. Mmwachh..” Ujar nina lagi sembari kembali mencumbu Randy manja.


“Haha.. berarti lebih jago Randy dong dari pacarnya kak nina? Kalo gitu pacaran sama Randy aja kak.. Randy entot tiap hari deh janji..” rayu Randy nakal.


“Haha geer lu Ran, emang siapa yang mau dientot sama lo?”


“Yakin gamau dientot kak? Udah keras lagi nih kak… tinggal bless aja..”


Randy terus merayu nina sembari menggesek-gesekkan penisnya ke bibir vagina nina. Sesekali kepala penisnya menggesek klitoris nina membuat nina kembali menggelinjang geli. Terkadang bahkan kepala penisnya menggoda nyaris merangsek masuk kedalam vagina nina yang sudah merekah dan sangat licin. Sembari keduanya terus bercumbu mesra tidak memperdulikan waktu.


“Emang lu bisa masukin Ran? Yakin ga salah lobang?” goda nina sambil tersenyum genit.


“Wah meragukan nih. Bener ya? Randy masukin nih… hmmmmm..”


“Coba aj–eggngnggghhhh….”


Nina seketika meringis ketika kepala penis Randy masuk tepat sasaran kedalam vagina nia masih dalam posisi mereka tetap berpelukan seperti tadi. Randy tersenyum penuh kemenangan melihat nina meringis keenakan. Hanya dengan sekali dorong, setengah penis Randy sudah merangsek masuk kedalam liang vagina nina. Randy merasa birahinya naik lagi dengan cepat merasakan sensasi kenikmatan yang baru kali ini ia rasakan seumur hidup. Semua kenikmatan onani yang ia rasakan tak sebanding dengan nikmatnya vagina asli.


“Randyii.. kok langsung masuk sihhh.. kak nina belom siap..” Protes nina dengan manja. Nadanya sangat lembut tak seperti yang tadi-tadi.


“Tadi kak nina nantangin.. sshhh.. Randy masukin lagi yah? ughh..” ujar Randy mendesis-desis keenakan penisnya dijepit vagina nina.


Randy dengan perlahan menggerakan pinggulnya maju menekan penisnya masuk lebih dalam ke vagina nina. Nina merengkuh leher Randy kencang merasakan batang kokoh itu masuk semili demi semili kedalam rongga kemaluannya. Hingga akhirnya dirasa batang penis Randy tertanam seluruhnya dalam vagina nina. Randy berdiam sejenak menikmati sensasi seluruh penisnya yang terbungkus rongga vagina nina. Begitu juga nina yang menggeliat-geliat merasakan vaginanya penuh sesak oleh penis Randy. Terasa begitu nikmat selisih diameter antara penis Randy dibanding milik kekasihnya, dimana vagina nina belum pernah merenggang selebar itu sebelumnya.


“Gede banget Ran…” bisik nina tanpa sadar oleh rasa takjub. Randy jadi besar kepala mendengar pujian seperti itu, apalagi ini adalah pengalaman seks dia yang pertama.


Dengan percaya diri Randy mulai menggenjot nina dibawahnya. Randy dengan cepat mampu beradaptasi dan menggerakkan pinggulnya maju mundur berirama.


POK.


POK.


POK.


POK.


POK.


Bunyi tamparan daging bertemu daging menggema di ruangan. Diselingi juga bunyi nafas tersengal-sengal dan desahan lirih manja dua insan yang bersama-sama mereguk kenikmatan. Randy dengan fokus menghantamkan pinggulnya maju mundur, membuat nina dibawahnya makin kalang kabut. Keringat menetes deras di tubuh mereka, begitu juga cairan pelumas yang merembes makin banyak keluar dari sela-sela bibir kemaluan nina.


“Sshh.. sini kak nin gantian kak, entotin Randy yah.. hehe..” Ujar Randy sembari merengkuh badan nina.


Masih dalam posisi missionary, Randy merengkuh badan nina yang masih agak setengah fly. Kini posisinya nina duduk dipangku diatas Randy berhadap-hadapan dengan Randy berada dibawah. Nina dengan cepat beradaptasi dan mulai menggerakkan bagian bawahnya yang masih tertancap penis Randy.


“Ughhh.. dalemm..” bisik nina manja.


Dalam posisi berpangkuan seperti itu terasa penis vertikal Randy menancap dalam. Nina mulai menggerakkan pinggangnya naik turun sekenanya karena masih lemas terasa pahanya. Randy dengan sabar memegangi kedua bongkah pantat nina dan membimbingnya bergerak naik turun. Dengan giat nina menunggangi Randy sambil terus meracau dan mendesah.


Randy yang masih belum puas bermain dengan nina, menggiring nina ke pinggir kasur dan mengaitkan kedua tangannya dibawah kaki nina. Nina yang lemas hanya bisa pasrah kebingungan ketika Randy serta merta dengan gagahnya menggendong nina didalam dekapannya.


“Ahhg Ranm, mo ngapain..?”


Randy tak menjawab dan hanya langsung memposisikan penisnya lagi di bibir kemaluan nina. Dengan sekejap Randy kemudian mampu melesakkanya lagi dalam-dalam ke kemaluan nina masi dalam posisi berdiri menggendong nina seperti itu.


“AUGH!!”


Nina melolong antara ngilu dan nikmat ketika Randy lagi-lagi menghantamkan pinggulnya kedepan. Nina hanya bisa berpegangan kuat-kuat di leher Randy saat badannya terayun-ayun kedepan dan belakang. Memanfaatkan gravitasi, Randy mengayun nina maju mundur. Badan nina terombang-ambing terus menerus dihantam oleh Randy yang beringas seperti kuda liar. Baru terasa oleh nina betapa Randy sudah jauh berbeda dari yang dulu. Bocah kecil ingusan itu kini telah berubah menjadi pria dewasa yang mampu mempermainkan dirinya seperti boneka seks dengan mudahnya.


Nina bergetar kejang-kejang manakala kemaluannya kembali mulai berkedut kencang, menandakan dirinya nyaris mencapai orgasme lagi. Nikmat yang menjalar di seluruh bagian bawah tubuhnya, ditambah lagi posisinya yang masih mengangkang dalam gendongan Randy makin membuat kakinya mati rasa. Sedangkan Randy masih dengan gagahnya menggendong nina dalam posisi berdiri. Badannya yang berotot berkilat-kilat oleh derasnya keringat yang mengucur.


“Ran.. Randyi… RANDY!!”


Nina memekik kencang memanggil nama Randy manakala akhirnya banjir deras dari dalam rahim nina kembali tercurah kencang. Pinggul dan pantat nina mengejan-ngejan dan meliuk-liuk manakala curahan air kembali menyembur dari sisa-sisa sela pinggir vaginanya yang tertancap keras batang Randy. Randy dengan santai menikmati tumpahan air yang mengalir membasahi paha hingga kakinya. Randy tersenyum melirik ekspresi nina yang begitu keenakan diterjang orgasme, matanya terpejam-pejam dan bibirnya setengah menganga dengan rambut terurai basah oleh keringat.


Randy dengan perlahan kembali menelentangkan nina di kasur yang nyaris melorot karena tak sanggup lagi menyangga dirinya di pelukan Randy. Nina yang masih mengambang diantara kesadaranya hanya bisa terkangkang pasrah lemas diatas kasur. Baju seragam putihnya sudah kusut tak karuan, seperti pula rambutnya yang kusut oleh keringat. Vaginanya yang senantiasa masih berkedut menggembung, yang meski masih mengkilat basah, namun merah merona oleh sodokan tak henti-henti dari Randy. Randy dengan bangga menyaksikan hasil kemenangannya atas Nina, melihat dirinya yang terkulai lemah seperti pelacur yang habis diperkosa semalaman. Gairah Randy kembali bergelora ketika membayangkannya.


“Kok udah lemes? Masih belom selesai loh. Randy masi belum keluar lagi nih..” Ujar Randy seraya membaringkan badan disebelah nina dan mengelus rambutnya yang berantakan. Nina mendengking pelan menghindari usapan tangan Randy di kepalanya seolah berusaha menampik rayuan Randy, badannya terasa sangat lelah, dan selangkangannya terasa amat pegal. Rasanya nina enggan untuk meladeni nafsu bejat Randy yang ternyata diluar dugaan nina itu. Dengan gemas Randy menjambak rambut Nina dan berbisik kasar.


“Ayo. Gue masih pengen ngentotin memek lo nih. Mmmmuach..” Ujar Randy dengan nada mengancam seraya mencium paksa bibir Nina. Nina seketika ciut mendengar perkataan Randy barusan. Ia tak menyangka Randy bisa membuatnya ketakutan seperti itu.


“Mmmggghh..! Udah Ran.. Please..” Mohon nina sepenuh hati. Didorongnya Randy menjauh melepaskan ciuman mereka. Namun Randy yang kini sudah berubah menjadi hewan buas, tak mengindahkan permohonan Nina. Randy kemudian besimpuh dan dengan garangnya ia menarik kepala nina untuk menyuapkan batangnya yang masih keras kedalam mulut nina.


“MMFHGHGHHH!!”


Nina kembali gelagapan dipaksa menelan batang pelir Randy yang masih tegak perkasa. Dengan gagahnya Randy mengangguk-anggukkan kepala nina, memaksa penisnya keluar-masuk dengan kasar di mulut nina.


“MMHHGHFFGG…MMMGGMHFF…MMH–FWAAHHH…”


Setelah puas melicinkan penisnya dengan liur nina, Randy pun mengangkat badan nina hingga nina bersimpuh didepannya. “PLAKKKK!!” tamparan keras mendarat di bongkahan pantat nina. “Anngggghh!” Nina meringis merasakan rasa panas di bokongnya. Lagi-lagi dengan gagahnya Randy meraih pinggul nina, dan dengan tanpa ampun Randy menelusupkan batangnya kembali kedalam kemaluan nina dengan kasar.


“NNGGHHH!”


Nina mendengus ngilu ketika dalam sekejap seluruh batang penis Randy kembali bersarang dalam kemaluannya. Tanpa basa-basi Randy segera menggenjot kemaluan nina sekua-kuatnya dan sekencang-kencangnya.


PLAK!


PLAK!


PLAK!


PLAK!


PLAK!


“Annnnghhhhhh ammmpuunn Ranmmm.. Amp–ngaaahhh!”


Nina terjungkal-jungkal kedepan seperti boneka tak bernyawa dipacu liar oleh Randy. Randy dengan buasnya menghantam nina tanpa ampun, seakan-akan memang tengah memakai pelacur murahan. Dalam keadaan seperti itu nina malah kembali merasakan birahinya kembali naik. Diam-diam nina juga ikut menikmati sensasi kasar ala Randy terhadap dirinya yang baru pertama kali ini ia rasakan seumur hidupnya. Selama ini kekasihnya selalu bercinta dengan sangat lemah lembut, dan jujur membuat nina agak bosan. Perilaku kasar dan beringas Randy ini berbeda 180 derajat dari yang biasa ia rasakan, dan anehnya nina malah lebih menikmatinya.


Randy meraih rambut nina lagi dan menjambaknya kebelakang seperti tengah menunggangi seekor kuda. “Ahhhhhgg!” nina meringis dan mendongak mengikuti tarikan rambutnya. Randy berdesis-desis menikmati tunggangan liarnya itu, sang kuda binal yang selama ini hanya jadi objek masturbasinya belaka.


“Shhhh..aahhh…ssshhhh……sshhhhhhh…..uuuhhhh….yeaaahhh…”


Kini Randy bahkan meraih leher nina dan mencekiknya hingga badan nina ikut tertarik kebelakang Posisi badan mereka kini sama-sama berlutut dengan Randy masih terus menghajar nina dari belakang tanpa ampun. Randy mencekik leher nina kuat sembari lidahnya menyapu dan menghisap telinga nina dari belakang.


“Hmmmghh.. Sshh.. enak kan kak nina? Hmm? Enak ngga Randy entotin gini?!” Bisik Randy seraya masih tetap tangannya melingkar di leher nina. Nina yang kembali melayang-layang diterpa kenikmatan hanya bisa mengangguk lemah dengan mata setengah tertutup. Sebelah tangan nina bahkan melingkar kebelakang seolah berusaha memegangi pantat Randy, tak rela apabila Randy mengendurkan genjotannya. Nina begitu larut dalam kenikmatan hingga tak lagi mampu berkata-kata.


“Mau ngga Randy entotin tiap hari gini? Hah? Mau ngga? Jawab gue, perek!” Bisik Randy kasar. Panggilan kasar itu seakan melecut nina semakin keenakan. Semakin kasar Randy, semakin birahi Nina berkobar.


“Agh-agh-agh-m-mau-to-Ran-agh-agh-agh” Jawab nina terbata-bata akibat guncangan kasar Randy menyetubuhi dirinya.

“Shh–aah… kalo gitu-shh–terima nih.. P-peju gue.. Urghhh!!”


Randy dengan serta merta tak lagi berusaha menahan laju orgasmenya. Bendungan sperma yang sedari tadi ia tahan, ia curahkan semua kedalam rahim Nina. Nina dengan syahdu menerima semburan demi semburan cairan panas didalam liang kemaluannya, hingga titik terakhir. Dan akhirnya mereka berdua pun ambruk saling bertindihan. Dan tak lama keduanya sama-sama memejamkan mata dan terlelap.


Nina terbangun kaget dan langsung terduduk. Rasanya ia seperti baru terbangun sehabis minum semalaman. Badannya terasa remuk namun ia juga merasa amat segar. Diliriknya Agen DominoQQ Online handphone nya yang tergeletak jatuh ke lantai. 12 Misscall, dan puluhan pesan masuk dari kekasihnya. Ia samasekali lupa dengan kekasihnya yang tak kunjung mendapat kabar sedari tadi. Sejenak ia panik hendak beralasan apa nanti kepada kekasihnya, mana mungkin ia mengaku sehabis bercinta dengan adik temannya sendiri? Namun ketika ia menoleh kesamping, ia melihat Randy yang masih terlelap. Sekelebat aksi bercinta mereka selama 2 jam tadi kembali merasuk dalam ingatan nina. Dan entah mengapa Nina jadi tidak perduli dengan semua urusan yang lainnya. Dikecupnya bibir Randy lembut sambil ia tersipu malu dan nina pun kembali merebahkan diri disebelah Randy.


“Mhh.. kenapa kak nin? Dah bangun?” Ujar Randy yang setengah tersadar.

“Ngga, gapapa. Tidur lagi gih..” Balas nina manja, sembari merengkuh kekasih barunya itu didalam pelukannya.

TH
Share
Banner

LELAKI CADANGAN

Post A Comment:

0 comments: